News: IBM Tawarkan Fleksibilitas Server

Pengeluaran TI terbanyak sebuah perusahaan, begitu kata Fetra Syahbana (Country Manager Systems & Technology Group, IBM Indonesia), berada di server. “Karena itu area ini harus digarap oleh IBM,” tandasnya. Hari itu, IBM meluncurkan empat server generasi baru: model rack dan satu tipe Blade – semuanya berbasis Nehalem (Intel Xeon 5500). Keempat server itu adalah BladeCenter HS22, yang dulu dikenal dengan nama kode Piranha, IBM System x3650 M2 dan x3550 M2, dan IBM System x iDataPlex dx360 M2. M2, kata Royani Lo (System x Manager, STG, PT IBM Indonesia), menunjukkan generasi kedua. “x3650 dan x3550 konfigurasinya sama, seperti memori yang bisa mencapai 96GB dan bisa embed VMware secara opsi untuk fitur basic. Bedanya di ukuran, X3650 2U, sedangkan x3550 1U,” jelas Royani. “x3550 slot disc-nya ada enam, cocok untuk server aplikasi,” tambahnya. Sementara itu BladeCenter HS22 yang ber-socket ganda disebutkan semakin rendah konsumsi dayanya. “Jika dibandingkan generasi sebelumnya, yang ini lebih hemat 60% energi saat idle, dan lebih hemat 25% saat beroperasi penuh,” tutur Andrew Spurgeon (Product Marketing Manager, IBM Asia Pacific). Kelebihan Blade server IBM, jelas Andrew, terletak dari tidak adanya satu pun titik kegagalan. “Ada dua konektor untuk power, masing-masing ke DC, sehingga tercipta redundancy DC power.”

Selain itu BladeCenter HS22 yang diklaim menyajikan kinerja SAP 2x itu juga mendukung hot swap beragam tipe storage. “SAS, SATA, SSD. Untuk yang SSD (solid state disk), untuk teknologi hot swap ini (merek) yang lain belum ada,” tegas Royani.

X iDataPlex dx360 M2 sendiri dirancang khusus untuk pusat data dengan ruangan terbatas yang butuh kinerja tinggi, seperti perusahaan riset dan perusahaan perminyakan dan gas. Densitasnya disebutkan 5x lebih banyak dibandingkan server rak 1U, dan dapat mendinginkan pusat data 70% lebih efisien dengan fitur Rear Door Heat Exchanger. Tipe ini diklaim dapat memberikan penghematan US$ 10.148 per rack per tahunnya.

Keempat server baru ini juga disertai dengan tawaran sotware IBM System Director 6.1 untuk mengelola sistem IBM, termasuk mainframe, secara virtual maupun fisik dari beragam platform. “Juga bisa dipakai untuk server non-IBM,” kata Royani.

Sumber: www.tabloidpcplus.com