Review Game: Journey to the Center of the Earth 3D

Berbeda dengan film lain, efek 3D dalam film ini akan mengajak penonton ikut serta dalam ekspedisi menuju perut bumi. Seorang profesor bernama Max menghilang secara misterius. Trevor Anderson (Brendan Fraser) saudara kandung Max yang sama-sama berprofesi sebagai ahli volkanologi hanya
menemukan novel Journey to the Center of the Earth yang berisikan sandi-sandi yang ditulis saudaranya, Max. Trevor yakin, kode tersebut bisa mengungkap misteri hilangnya Max. Untuk itu, ia bersama Sean (Josh Hutcherson), anak lelaki Max yang berusia 13 tahun, akan berpetualang mengunjungi Iceland untuk mencari keberadaan Max. Sesampainya di Iceland, mereka menemui Hannah (Anita Briem) yang bersedia menemani mereka untuk mendaki gunung, sesuai dengan petunjuk yang ditulis Max dalam bukunya. Namun, gara-gara sambaran petir yang datang bertubi-tubi, tiga pendaki ini terperosok ke dalam lubang yang sangat dalam. Tak disangka, lubang tersebut malah membawa mereka ke dalam perjalanan menuju dunia lain yang belum terjamah manusia, dalam perut bumi.
Bagaimana cara mereka keluar dari lubang yang beratus-ratus kilometer jaraknya? Apalagi, karena suhu yang makin memanas, mereka harus segera mencari jalan keluar.


Berbeda dengan film petualangan lainnya, sutradara Eric Brevig menyajikan sesuatu yang lain pada film ini, burung kecil yang bersinar yang menemani Sean, batu magnet yang dapat
berpindah tempat, ikan bertaring yang berterbangan, semua visual efek dan efek tiga dimensi dalam film ini begitu hidup.

Dengan menggunakan kacamata 3D, penonton film yang diangkat dari novel fantasi klasik, Journey to the Center of the Earth karya Jules Verne di tahun 1864 ini akan serasa ikut berpetualang bersama Trvor, Sean, dan Hannah.

Distributor: Warner Bross
Pemain: Brendan Fraser, Josh Hutcherson, Anita Briem
Sutradara: Eric Brevig
Genre: Science fiction, adventure

Sumber: www.chip.co.id